2 Mengapa aplikasi GPBB Singapore menggunakan bahasa Inggris? Hal ini ditujukan untuk menjangkau remaja dan kaum muda, selain dari golongan dewasa GPBB. Kami berharap untuk bisa menyediakan di dalam bahasa Indonesia di kemudian hari bilamana memungkinkan. 3. Technical contact (Indonesian/English)
SELALU ADA TEMPAT UNTUK SAUDARA Sebagai bagian dari Gereja Bethel Indonesia di bawah penggembalaan Pdt Niko Njotorahardjo, Bethany Church Singapore adalah gereja Indonesia berbahasa Indonesia yang memiliki kerinduan untuk melayani kebutuhan rohani orang-orang Indonesia yang berdomisili di Singapura. DOA Sebagai orang Kristen, kita diminta untuk berdoa. Jangan berhenti berdoa bahkan apabila jawaban doa itu tidak muncul sesuai jadwal yang kita sudah tetapkan. Bapa kita yang di surga tahu kapan waktu yang terbaik untuk menjawab doa kita. Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah! PUJIAN Di dalam Kemah Daud, raja Daud merancangkan pujian dan penyembahan yang dialunkan bersama dengan musik dan doa. Selama masa pemerintahannya, ada pujian dan penyembahan yang terus menerus dinaikkan di hadapan Tabut Allah tanpa henti - 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Setiap kali model penyembahan Kemah Daud dipulihkan, Tuhan memberkati umatNya. PENYEMBAHAN “Kecapi dan Cawan” bukanlah suatu gaya penyembahan yang baru, melainkan sebuah pemulihan dari sesuatu yang pernah ada di bumi ini. Gaya penyembahan ini merupakan suatu gambaran dari apa yang saat ini sedang terjadi di hadapan tahta Tuhan. Kecapi melambangkan penyembahan dan musik, dan cawan melambangkan doa dari orang-orang percaya. BERGABUNGLAH DENGAN KELUARGA INDONESIA Saudara akan menemukan komunitas orang-orang Indonesia yang hangat, lingkungan yang kekeluargaan, sarana yang luar biasa untuk menumbuhkan iman Saudara, dan juga kesempatan untuk memberi perubahan di gereja lokal dan dimanapun juga. Di tahun 2014, rata-rata ada sekitar 1,500 orang yang beribadah dengan kami setiap minggunya. Untuk jemaat yang tidak berbahasa Indonesia, peralatan penterjemahan ke dalam Bahasa Inggris tersedia di setiap ibadah kami. BERGABUNGLAH DENGAN KAMI Kami senang menyambut anda JAM-JAM IBADAH MINGGU 830 1030 LOKASI The Gallery- Grand Hyatt Hotel level 1, 10 Scotts Road, Singapore
ShalomBapak/Ibu dan Sdr/Sdri jemaat ROCK Ministry Singapore yang kami kasihi. Ibadah raya on-site akan di mulai dari: Tanggal: 24 April 2022, jam 10 pagi. Tempat: Metropolitan YMCA. 60 Stevens Road Singapore 257854. —-. Shalom our beloved brothers & sisters of ROCK Ministry Singapore. Foto oleh St Andrew Cathedral Apabila Anda sedang berada di Civic District, jangan lewatkan menara dan puncak menara St Andrew's Cathedral yang megah. Ini adalah tempat beribadah umat Anglikan yang tertua dan gereja terbesar di Singapura. Tersambar petir, dua kali Dirancang oleh Kolonel Ronald MacPherson pada tahun 1856, seorang insinyur eksekutif dan pengawas dari Dinas Pekerjaan Umum, struktur English Gothic menggantikan kapel asli yang dihancurkan oleh tidak hanya satu, tapi dua sambaran petir pada tahun 1852. Pedagang Skotlandia mendanai pembangunan awal gedung gereja, sehingga gereja dinamai santo pelindung Skotlandia. Pekerja terlatih India yang berstatus narapidana dilibatkan dalam pembangunan katedral. Pada tahun 1942, tak lama sebelum jatuhnya Singapura selama Perang Dunia II, gereja katedral tersebut digunakan sebagai rumah sakit gawat darurat selama serangan udara. Pelayanan gereja kembali dilakukan pada tahun 1945, setelah Jepang menyerah. Mengenang kembali masa lalu Ditetapkan sebagai monumen nasional pada tahun 1973, katedral dan pekarangannya menjadi tempat sejumlah kenangan dan dedikasi. Di antara mereka, jendela dari kaca patri di apsis ditujukan untuk pendiri Singapura, Sir Stamford Raffles; Residen Inggris yang kedua, John Crawfurd; dan Gubernur Negeri-negeri Selat, Mayor Jenderal William Butterworth. Anda juga dapat menemukan banyak tablet untuk mengenang korban Sepoy Mutiny Singapore tahun 1915. Ambil pamflet tur dan kunjungi katedral megah ini selama jam buka. Tur berpemandu gratis juga tersedia, namun mohon untuk memberi tahu sebelumnya. CityHarvest ialah salah satu gereja terkaya di Singapura dengan jumlah jemaat mencapai 30.000 orang di Singapura. Gereja itu mengaku memiliki 48 afiliasi di sejumlah negara, termasuk Malaysia,
Penyebaran agama Kristen di Singapore dimulai ketika pulau dijadikan sebagai koloni Inggris. Gereja-gereja di Singapore merupakan salah satu contoh arsitektur kolonial yang terbaik di kota dan mengungkapkan keanekaragaman yang mengejutkan dari umat Kristen pada awal terbentuknya negara. Armenian Church of St. Gregory the IlluminatorGereja Armenia dari St. Gergory the Illuminator, sebuah bangunan putih yang padat dan elegan di Hill Street, merupakan gereja tertua di Singapore yang dibangun pada tahun 1835. Arsiteknya adalah George Coleman, yang namanya identik dengan arsitektur kolonial di Singapore. Coleman merancang model gereja mengikuti Gereja St. Gregory di Echmiadzin, Armenia. Begitu melangkah ke dalam struktur segi delapan, Anda akan terkejut dengan ketenangan di dalamnya, yang berlawanan dengan jalan yang sibuk di luar gereja. Suasana kontemplatif meluas ke kebun yang terawat baik di sekitar gereja, di sini Anda dapat berjalan-jalan di sekitar batu nisan dari orang-orang Armenia terkemuka seperti Agnes Joaquim, yang namanya diabadikan sebagai bunga nasional Singapore, anggrek Vanda Miss Joaquim harus diperhatikan, meskipun demikian, tidak ada yang benar-benar dimakamkan di halaman gereja, dan batu nisan ini dibawa ke gereja ini dari pemakaman Bukit Timah. Cathedral of the Good ShepherdDikuduskan pada tahun 1847, Cathedral of the Good Shepherd Katedral Gembala Baik bisa dicapai dengan berjalan kaki sebentar dari Gereja Armenia, di sudut Victoria Street dan Bras Basah Road. Good Shepherd gembala yang baik yang dimaksud di sini adalah St. Laurent-Marie-Joseph Imbert, seorang misionaris Perancis di Asia yang reliknya disimpan di Katedral. Sebagai tempat kedudukan dari Uskup Agung Singapore, Katedral masih memainkan peran sentral bagi umat Katolik Roma di Singapore. Di katedral ini juga terdapat dua alat musik organ dan kediaman Uskup Agung dan pastoran yang dibangun pada awal abad ke-20. St. Joseph’s ChurchTidak jauh dari Katedral, di Victoria Street, terdapat Gereja St. Joseph, yang dibangun oleh komunitas Portugis Katolik Roma di Singapore. Misi Portugis di Singapore didirikan oleh Pastor Francisco da Silva Pinto e Maia dari Porto pada tahun 1826 yang, setelah meninggal, beliau meninggalkan uang dan tanah untuk membangun sebuah gereja kecil. Gereja pertama yang dibangun di tempat ini adalah Gereja São José yang kemudian diruntuhkan pada tahun 1906 untuk membangun Gereja St. Joseph yang sekarang ini, yang bisa langsung dikenali dengan menara kubah segi delapan dan bagian depan bangunan yang berwarna biru dan putih pucat. St. Andrew's CathedralSalah satu gereja yang paling mencolok di Singapore dan Katedral terbesar di negara ini adalah St. Andrew Cathedral, pusat Keuskupan Anglikan di Singapore. Ukuran katedral ini sangat mengesankan, mengambil wilayah yang luas di dekat stasiun MRT City Hall dan dirancang dalam gaya Neo-Gothic, dengan menara yang menjadi bagian terkenal dari langit Singapore. Di katedral terdapat tiga jendela kaca patri yang didedikasikan untuk tiga kolonialis menonjol Sir Stamford Raffles, John Crawfurd dan Mayor Jenderal William Butterworth. Di sini juga terdapat Coventry Cross, yang terbuat dari reruntuhan Coventry Cathedral, dan sebagian karpet pernah digunakan pada penobatan Elizabeth II di Westminster Abbey. St Andrew's is renowned for its towering spires, and its three large stained glass windows dedicated to prominent colonialists Sir Stamford Raffles, John Crawfurd and Major General William Butterworth. The site is also custodian to several notable artefacts the Coventry Cross, made from two silver nails taken from the ruins of Coventry Cathedral; the Canterbury Stone, bestowed by the Metropolitan Cathedral Church of Canterbury; and a portion of the carpet used in the coronation of Elizabeth II in Westminster Abbey. St George's ChurchTerletak agak di luar CBD Singapore yang tenang yang mengelilingi Dempsey Hill, terdapat Gereja St. George. Gereja berdiri di atas bukit berumput terbuka yang tenang, dan pada awalnya dibangun untuk pasukan Inggris yang bermarkas di dekat Barak Tanglin yang sekarang menjadi tempat sejumlah bar yang bagus, restoran dan toko-toko yang menjual peralatan rumah tangga dan barang-barang menarik lainnya. Arsitektur gereja terlihat sederhana, tanpa menara — hanya ada bata merah dan salib putih sederhana dengan tanaman hijau di sekitarnya. Dempsey Hill sendiri merupakan tempat yang tepat untuk menghabiskan sore hari di Singapore, dan St. George merupakan tempat yang damai untuk menghantarkan malam hari. ChijmesKembali ke CBD, Chijmes adalah gereja yang tidak benar-benar merupakan sebuah gereja lagi. Chijmes awalnya adalah sebuah biara, yang didirikan oleh empat biarawati Perancis di Singapore pada tahun 1850, dan disebut sebagai Convent of the Holy Infant Jesus Biara Bayi Kudus Yesus. Saat ini, halaman dan serambi menjadi tempat restoran dan toko-toko, dan Gothic Chapel Kapel Gotik yang asli masih berdiri; dengan langit-langitnya yang melengkung, karya plester yang halus dan kaca patri, ini adalah salah satu tempat acara yang paling dramatis di Singapore. Eksplorasi arsitektur masa lalu dari Singapore tidak berhenti dengan gereja-gereja. Lihatlah bangunan kolonial, jembatan dan ruko lainnya untuk melihat sekilas ke dalam sejarah Singapore.
GEREJAPRESBYTERIAN ORCHARD Jemaat Berbahasa Indonesia 3, Orchard Road - Singapore 238825 Tel : 6337 8829 Fax : 6339 1979. "SATU TUHAN, SATU IMAN, SATU BAPTISAN" "Menjadi Jemaat yang mengakui dan memuliakan Allah berdasarkan Alkitab, yang terwujud dengan hidup yang bersinergi dalam doa, pemuridan, kesaksian, pelayanan dan persekutuan". Gereja Presbyterian Bukit Batok GPBB adalah salah satu gereja Indonesia di Singapura. GPBB lahir sebagai gereja cabang dari Gereja Presbyterian Orchard GPO yang berlokasi di 3 Orchard Road. Gereja induk ini dimulai sebagai persekutuan sekelompok orang Indonesia dari berbagai denominasi, mayoritas para pelaut, di tahun 1972. Persekutuan ini kemudian berkembang dan mengadakan ibadah secara regular di 3 Orchard Road sejak 1976 dan menamakan diri mereka Persekutuan Oikumene Berbahasa Indonesia POBI, yang kemudian diganti menjadi Persekutuan Umat Kristen Berbahasa Indonesia PUKBI di tahun 1977. Pada tanggal 14 Mei 1995 PUKBI menjadi Jemaat Berbahasa Indonesia dari Orchard Road Presbyterian Church ORPC yang setara dengan jemaat berbahasa Inggris dan Mandarin dalam lingkungan ORPC, dan sejak itu memakai nama GPO. Gereja cabang Bukit Batok bertitik awal dengan dimenangkannya tender sebidang tanah, di daerah Bukit Batok, oleh ORPC pada bulan Desember 1991. Pengumpulan dana untuk mendukung pembangunan gereja di Bukit Batok mulai dilakukan, antara lain melalui family walkathon. Pembangunan gedung gereja selesai pada pertengahan tahun 1995. Gereja Presbyterian Bukit Batok GPBBsebagai jemaat berbahasa Indonesia dari Bukit Batok Presbyterian Church BBPC lahir dengan dilakukannya kebaktian pertama pada 20 Agustus 1995 yang dihadiri oleh sekitar 75 orang, sebagian besar dari GPO. GPBB mengawali perjalanannya dengan perkenalan dan bina relasi dengan gereja-gereja berbahasa Indonesia yang ada di Singapura melalui KKR pada tanggal 6 September 1995 di GPBB yang dihadiri oleh sekitar 400 orang. Selama tahun 1995, kebaktian tiap hari Minggu dihadiri rata-rata 40 jemaat, dan berkembang hingga 60 orang sampai pertengahan tahun 1998. Sekolah Minggu belum dimulai, karena belum adanya anak-anak SM, sedangkan remaja dimulai hanya dengan 4 orang anak remaja. Pada pertengahan tahun 1998, pengunjung kebaktian meningkat secara tajam dengan mulai datangnya pelajar-pelajar dari Indonesia yang menuntut ilmu di National University of Singapore dan Nanyang Technological University. Pengunjung kebaktian tiap hari Minggu terus meningkat mencapai rata-rata 160 orang ditahun 2000. Pertumbuhan jemaat terus terjadi, hingga Chapel yang berkapasitas 150 orang tidak lagi bisa menampung, maka mulailah dilakukan dua kali kebaktian sejak tahun 2001. Sejalan dengan berkembangnya GPBB dari segi kuantitas, di tahun 2001 mulailah dilakukan pembenahan administrasi, organisasi, dan semua program yang terarah dengan fokus utama menjadikan GPBB sebagai “My Home Church” untuk semua jemaat yang berbakti di GPBB. Perkembangan GPBB diiringi dengan terbentuknya beberapa komisi, sejalan dengan kebutuhan berbagai segment jemaat. Komisi keluarga Muda adalah komisi termuda yang terbentuk di tahun 2003, setelah berjalan beberapa lama sebagai persekutuan. Penyertaan dan pimpinan Tuhan tidak pernah meninggalkan GPBB, dan paling dirasakan selama lebih dari dua tahun 2004 – pertengahan 2006 GPBB berjalan dalam kekosongan akan seorang gembala jemaat. Pertumbuhan jemaat terus berjalan dari tahun ke tahun dan kesesakan chapel mulai terjadi lagi sejak tahun 2005, seiring dengan kekurangan ruang sekolah minggu untuk ketiga konggregasi Inggris, Mandarin dan Indonesia. Renovasi dan perluasan untuk penambahan 6 kelas SM dan sebuah ruangan berkapasitas 250 orang di lantai 4 dilakukan dan selesai di awal tahun 2008. GPBB memulai ibadah di ruang baru berkapasitas 250 orang ini sejak Juni 2008, namun pemikiran serta rencana pemugaran ruang ibadah untuk jemaat Indonesia ini masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan jemaat GPBB kedepan. Seiring dengan pertumbuhan dan kebutuhan jemaat baik itu dari jemaat berbahasa Indonesia maupun jemaat berbahasa Inggris maka Majelis dari kedua jemaat memandang sudah saatnya jika GPBB menjadi jemaat yang dewasa. Pada tanggal 1 Juli 2013 secara operasional GPBB menjadi gereja yang mandiri dan pada tanggal 21 Juli 2013 diresmikan menjadi menjadi salah satu anggota dari Presbyterian Inggris dari Gereja Presbyterian and Sinode Gereja Presbyterian di Singapura. Puji Tuhan atas berkat dan penyertaannya, GPBB telah tumbuh menjadi 500 orang jemaat dewasa, 100 orang jemaat anak-anak di tahun 2018, menjadi sebuah gereja keluarga yang berakar, bertumbuh dan berbuah demi kemuliaan Allah Tritunggal. IFCSingapura memiliki sebuah posko misi di Tanjung Pinang, Bintan, Indonesia dimana kami memberi pendidikan dan training kepada penduduk lokal, membangun sebuah gereja dan banyak lagi. IFC Singapura juga membantu melayani di Ibadah Bahasa Indonesia di Gereja Riverlife dimana kebanyakan dari jemaatnya adalah TKW-TKW Indonesia. IFC Singapore has a mission post in Tanjung Pinang, Bintan,

SELALU ADA TEMPAT UNTUK SAUDARA Bethany International Service BIS adalah sebuah pelayanan yang dibentuk untuk mengakomodasi jemaat yang berbahasa Inggris, yakni para jemaat yang berasal dari ras dan latar belakang yang berbeda, yang beribadah bersama kami. Bethany English Service dimulai di tahun 1999 sebagai bagian dari penjangkauan Bethany Church Singapore kepada masyarakat lokal Singapura dan masyarakat lainnya di Singapura. Jemaat BIS terdiri dari orang-orang yang berasal dari negara yang berbeda-beda, seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Jepang dan Thailand. Pelayanan ini dipimpin oleh Pdt Niko Prajogo. BERGABUNGLAH DENGAN KAMI Kami senang menyambut anda JAM IBADAH MINGGU 130 LOKASI The Gallery- Grand Hyatt Hotel level 1, 10 Scotts Road, Singapore

kEvGRQ.
  • 07drop2ol8.pages.dev/381
  • 07drop2ol8.pages.dev/386
  • 07drop2ol8.pages.dev/97
  • 07drop2ol8.pages.dev/302
  • 07drop2ol8.pages.dev/233
  • 07drop2ol8.pages.dev/179
  • 07drop2ol8.pages.dev/159
  • 07drop2ol8.pages.dev/151
  • 07drop2ol8.pages.dev/31
  • gereja bahasa indonesia di singapore